Tags

, , , , , , , , ,

Puasa sebentar lagi. Dulu waktu SD, jawaban klise kalau ditanya arti puasa adalah menahan hawa nafsu, dari terbit fajar hingga maghrib. Nah, kalau sekarang ditanya apa makna puasa, jawaban saya hanya dua kata. Pengendalian diri.

Bukan rahasia, godaan semakin banyak saat bulan puasa. Godaan laper, godaan males, godaan marah-marah, godaan jalan-jalan, godaan ngemall, godaan belanja, godaan makan enak, dan lain sebagainya.

Kadang kita menjalani puasa ya karena wajib aja. Sehingga, dalam perjalanannya banyak toleransi atau bahkan tuntutan mendapat reward dengan alasan telah menjalankan puasa yang notabene memang kewajiban seorang muslim. Misalnya, tak jarang ada yang merasa, karena sudah puasa, maka boleh buka puasa di restoran all you can eat lebih sering. Toh sudah hemat uang makan siang.

Adanya momen puasa dan lebaran yang setiap tahun muncul kadang disertai kebiasaan tahunan. Seperti buka puasa bersama, mudik, ditinggal pembantu, beli baju lebaran, beli kue-kue kecil, bagi angpao lebaran, dan lain sebagainya. Alhasil pengeluaran di bulan puasa dan lebaran pasti meningkat.

Memang sih, untuk karyawan akan ada namanya THR atau tunjangan hari raya. Tapi apa rela menghabiskan uang THR dalam satu bulan saja. Padahal nanti masih ada idul adha dan harus beli hewan kurban. Dan yang pasti, tidak akan ada THR idul adha. Sedangkan untuk pengusaha, pengeluaran malah sangat mungkin lebih banyak lagi. Karena harus membayar gaji karyawan dua kali lipat. Ditambah libur lebaran tidak sebentar. Produktivitas usaha sangat mungkin akan berkurang.

Jadi, apa yang bisa kita lakukan agar tetap kaya, tetap cantik, tetap eksis saat lebaran? Jawabannya mudah. Buat rencana dan strategi. 

Rencana dan Strategi

Pas banget, pada TUMluncheon bersama narasumber Fioney Sofyan membahas strategi agar cashflow selama bulan puasa dan lebaran aman terkendali.

Biasanya, saat bulan puasa tenaga kita menurun karena waktu tidur cenderung berkurang. Terlebih seakan anak-anak menjadi lebih minta perhatian. Karena itu, sebagai ibu, kita harus berlangkah-langkah lebih maju dalam menyambut bulan puasa dan lebaran. Kata kuncinya adalah persiapan.

  1. Makanan. Biasanya kita menyiapkan makanan untuk pagi, siang, malam. Kalaupun terbiasa puasa sunnah, rata-rata cukup sahur dan berbuka seadanya. Namun, ketika bulan puasa, seluruh anggota keluarga, termasuk anak-anak (yang bila sudah cukup umur) ikut berpuasa. Untuk itu, persiapan yang bisa kita lakukan antara lain:
    • Buat menu satu bulan
    • Buat rencana belanja
    • Cukupkan stok protein hewani
    • Masak makanan yang bisa disimpan lama atau setengah matang
    • Batasi acara buka puasa di luar, kecuali undangan buka puasa gratis
    • Terapkan gaya hidup/makan sederhana
    • Manfaatkan online shopping – hemat bensin, hemat waktu, hemat tenaga

    Tips : Ajak anak-anak dan suami untuk terlibat dalam persiapan di atas. Bagi-bagi tugas akan sangat meringankan tugas ibu dalam saat bulan puasa.

  2. Transportasi mudik. Berkumpul dengan keluarga di kampung halaman saat lebaran tentu menyenangkan. Kecuali saat harus membayar tiket transportasi mudik yang sering kali harganya naik berlipat. Agar tidak bangkrut, maka lakukan:
    • Pesan tiket lebih awal.
    • Datangi travel fair.
    • Cari early bird price.
    • Periksa dan manfaatkan promo tiket transportasi.
  3. Anggaran. Buat rencana anggaran pemasukan dan pengeluaran selama bulan puasa hingga lebaran. Buat batas maksimal pada setiap pos pengeluaran, termasuk zakat dan sedekah. Disiplin untuk tidak melakukan pengeluaran melebihi batas. Dan tegas mendahulukan kebutuhan di atas keinginan. 
  4. Investasi. Dahulukan berinvestasi dan zakat/sedekah, baru setelahnya menentukan pengeluaran. Dengan mendahulukan investasi, artinya kita secara langsung bisa mengendalikan arus keluar uang.
  5. Usaha Musiman. Bagi mama yang memiliki keahlian khusus, atau bahkan sudah menjalankan usaha tertentu, jadikan momen puasa-lebaran menjadi ladang rejeki. Baca peluang pasar, kembangkan keahlian dan minat, mulailah usaha. Siapa tahu, usaha mama semakin tumbuh dan berkembang.

Tips: Libatkan anak sebagai penilai sekaligus asisten, karena biasanya pendapat anak-anak sangat jujur. Jangan lupa, hargai kerja keras dan penilaian mereka.

Seperti telah saya sebutkan, bulan puasa adalah bulan pengendalian diri. Maka tentunya ada larangan keuangan yang tidak boleh dilanggar.

Larangan saat bulan puasa & lebaran

  1. Mendahulukan keinginan di atas kebutuhan. Ingin manusia tak akan ada habisnya. Maka, selama seluruh kebutuhan belum tercukupi, jangan memaksakan mewujudkan keinginan terlebih dahulu.
  2. Menggunakan kartu kredit sebagai dana darurat bulan puasa dan idul fitri. Kartu kredit bukan dana nyata milik kita. Setelah memakai kartu kredit, urusan tidak lantas selesai, karena yang tersisa hanyalah beban hutang yang wajib dibayar.
  3. Harus…!!! Tidak ada kebiasaan atau ritual yang harus dilakukan. Tidak harus berbuka dengan yang manis (baca post saya sebelumnya), tidak harus mudik naik pesawat, tidak harus memberi salam tempel pada seluruh anggota keluarga, tidak harus baju baru, tidak harus kirim parcel, tidak ada yang harus. Semua fleksibel.

Semoga tulisan kali ini bermanfaat ya, Mama… Selalu ingat hakikat puasa. Pengendalian diri dan kesederhanaan. Dan ingat juga hakikat idul fitri yakni menjadi pribadi baru yang lebih baik.

Selamat menjalankan ibadah puasa… Tetap kaya, tetap cantik, tetap eksis… 🙂

Goodies dari TUMluncheon Mei dan Happy Fresh