Sedih itu, ketika kita mampu dan mau menyusui bayi tersayang, tapi sang bayi malah menolak. Minggu lalu saya mengalaminya. Karena kurang sehat, anak saya, Kimi tak hanya enggan makan, tapi juga menolak menyusu. Memang sih, anak saya sudah berusia empat belas bulan. Dimana ASI bukan lagi santapan utama. Tapi tetap saja, ibu mana yang tidak galau melihat anak kurang sehat, lalu susah makan dan menolak menyusu.
Ini bukan kali pertama Kimi enggan menyusu. Saat berusia sembilan bulan, Kimi juga pernah belagak ingin menyusu. Alih-alih mau menyusu, Kimi hanya ingin menggigit areola saya lalu dilepas. Ternyata saat itu gigi Kimi mau tumbuh. Payudara saya menjadi sasaran menenangkan gusinya. Menyusunya sebentar, lebih banyak gigit-gigitnya.
Kimi bukan bayi pertama yang menolak saya. Penolakan pertama dilakukan anak pertama saya saat usianya baru empat bulan. Kalau Kimi ogah menyusu karena kurang sehat dan teething, saat itu Kaka tidak mau menyusu tanpa sebab. Pokoknya ngga mau aja. Hati ini makin galau dan sedih karena beberapa hari kemudian, saya harus meninggalkan Kaka untuk dinas luar kota selama dua minggu.
Sekembalinya saya dari dinas luar kota, Kaka bukan hanya menolak menyusu tapi menolak berdekatan dengan saya. Beruntung saya ngga dipanggil tante ya. Patah hati rasanya. Saat kangen ingin peluk cium bayi tercinta, eh bayinya malah ga mau.
***
Bayi menolak menyusu atau bahasa bekennya nursing strike sangat normal terjadi. Penyebabnya beragam. Bisa dari bayi sendiri atau malah dari ibu. Beberapa diantaranya adalah :
- Tumbuh gigi (teething)
- Sakit atau kurang enak badan
- Terlalu lama jauh dari ibu/payudara
- Malas menyusu (tanpa sebab)
- Bayi kurang nyaman dengan kondisi sekitar (cuaca panas, gerah, dingin, berisik, dsb)
- Ibu menderita mastitis
- Produksi ASI ibu sedang sedikit (bad breastmilk day) sehingga bayi malas menghisap ASI
- Terjadi perubahan rasa pada ASI (ibu sedang hamil atau stress atau habis makan makanan yang rasanya agak ‘ajaib’)
Empat diantaranya terjadi pada anak-anak saya. Dua anak masing-masing membawa dua alasan berbeda untuk menolak menyusu. Bayi mama mungkin juga pernah menolak menyusu dengan alasan yang berbeda.
Lakukan hal-hal berikut saat bayi menolak menyusu :
- Tawarkan payudara mama pada bayi. Lakukan berulang dan sering. Kalau bayi menolak, tawarkan kembali setengah jam kemudian.
- Coba berbagai macam posisi menyusu. Bila perlu, lakukan sembari bergerak dengan menggendong bayi.
- Pompa dan simpan ASI mama.
- Jangan paksa bayi untuk menyusu langsung kalau dia tetap berontak. Tawarkan ASIP dengan cara lain. Dengan gelas atau sendok misalnya.
- Coba susui saat bayi sedang mengantuk atau setengah tidur. Jadi bayi tidak punya pilihan lain.
- Terus berada dekat dengan bayi. Lakukan skin-to-skin contact bila perlu.
- Selalu selipkan kalimat ajakan menyusu saat sedangkan bicara dengan bayi. Katakan juga saat bayi sedang tidur.
- Kondisikan suasana senyaman mungkin saat menyusu. Misalnya dengan meminimalkan cahaya, memainkan musik yang menenangkan, bahkan memberi aromatherapy.
- Saat sedang LDR (let down refleks) langsung tawarkan bayi untuk menyusu. Supaya bayi tidak perlu mengeluarkan banyak usaha mendapatkan ASI.
Mama boleh kok galau dan sedih saat bayi menolak menyusu. Apalagi jika usia bayi masih di bawah enam bulan, saat ASI masih menjadi asupan utama. Tapi Mama harus tetap tenang dan berpikir jernih, lalu bergerak dan bertindak.
Salam ASI 🙂